
Ajax vs Inter Milan: Dari Cruyff, Crespo, Hingga Chivu — Duel Awal yang Menentukan di Liga Champions 2025/2026
Ajax Amsterdam vs Inter Milan akan menjadi sajian pembuka yang penuh gairah pada Matchday 1 fase grup Liga Champions 2025/2026. Pertandingan ini dijadwalkan berlangsung pada Kamis, 18 September 2025, pukul 02.00 WIB, di Stadion Johan Cruyff Arena, Amsterdam. Tidak sekadar soal meraih poin, tetapi juga pertaruhan harga diri, reputasi, dan sejarah panjang antara dua raksasa Eropa.
Latar Belakang dan Makna Besar Pertandingan
Pertama-tama, bagi Ajax, ini adalah kembalinya mereka ke panggung elit Liga Champions setelah absen selama dua musim. Setelah melewati fase pra-kualifikasi dan kualifikasi, kini mereka kembali dengan satu misi besar: tidak hanya bertahan di level teratas Eropa, tetapi juga membuktikan bahwa mereka masih punya daya saing untuk bersaing dengan klub‐klub papan atas. Ajax ingin mengukir awal yang positif agar momentum bisa dibangun sejak awal.
Di sisi lain, Ajax vs Inter Milan memasuki laga ini dengan status finalis musim lalu. Meski mereka dibalut rasa kecewa akibat kekalahan telak 0-5 dari Paris Saint-Germain di final, trofi runner-up tidak menghapus ambisi besar dan potensi kuat yang dimiliki tim. Inter datang ke Amsterdam dengan penuh tatapan ke depan — bahwa kegagalan kemarin bisa dijadikan pelajaran berharga untuk menebus dalam kompetisi yang panjang.
Sejarah Panjang: Cruyff, Crespo, Hingga Chivu
Pertemuan antara Ajax dan Inter Milan bukanlah hal baru. Ada sejarah yang membentang puluhan tahun, penuh momen-ik moment bersejarah dan dramatis:
- Final Piala Eropa 1972: Johan Cruyff mencetak dua gol, membawa Ajax menjuarai gelar dengan kemenangan 2-0 di Rotterdam. Layar emas dalam sejarah sepak bola Belanda dan Eropa.
- Awal 2000-an / Grup 2002/03: Hernan Crespo menjadi mimpi buruk bagi Ajax dengan gol-golnya yang memastikan kemenangan penting untuk Inter dalam beberapa laga grup.
- Babak 16 besar 2005/06: Kedua klub saling bertarung sengit; Inter melaju ke babak selanjutnya dengan agregat 3-2.
- Tren masa kini juga menunjukkan bahwa Inter memiliki keunggulan psikologis: Ajax belum pernah menang dalam tujuh laga terakhir melawan klub Italia, sementara Inter tidak terkalahkan dalam 13 pertemuan melawan tim Belanda sejak 2002.
Sejarah ini bukan cuma data statistik — ia membentuk mentalitas, rasa hormat, dan ekspektasi tinggi dari kedua belah pihak.
Ajax: Reuni, Rekonstruksi, dan Tekad Kuat
Musim ini menandai partisipasi ke-19 Ajax di Liga Champions. Setelah dua musim absen, kembalinya ke panggung Eropa membawa tekanan sekaligus peluang besar:
- Reputasi yang harus dibangun ulang: Ajax dalam beberapa tahun terakhir tidak konsisten di kompetisi Eropa utama. Mereka kalah enam kali dari delapan laga terakhir di Liga Champions dan kejuaraan Eropa lainnya.
- Statistik pembuka yang menjanjikan: Namun, dalam laga pembuka (Matchday 1) Liga Champions, Ajax memiliki catatan positif: menang empat dari lima pertandingan terakhir pada Matchday 1. Statistik ini bisa menjadi modal psikologis penting.
- Faktor home advantage: Bermain di Johan Cruyff Arena adalah keunggulan tersendiri. Dukungan suporter, atmosfer, sejarah, dan lapangan sendiri bisa menjadi senjata balik bagi Ajax untuk menekan sejak awal.
- Reuni personal di pinggir lapangan: John Heitinga, pelatih Ajax, pernah menjadi rekan satu tim Cristian Chivu di awal 2000-an ketika keduanya masih pemain. Kini, Heitinga sebagai pelatih Ajax akan menghadapi Chivu, yang kini membesut Inter, dalam kapasitas yang berbeda. Ini bukan sekadar duel klub, tetapi juga reuni dan ujian profesionalisme antara dua figur yang punya sejarah.
Inter Milan: Modal Impressive & Perjuangan Balas Dendam
Inter Milan datang ke Amsterdam bukan tanpa bekal. Meskipun musim lalu berakhir dengan kekecewaan di final, segudang statistik dan kualitas skuat memberikan mereka landasan kuat:
- Performa fase grup dan liga terkini: Dari 14 laga terakhir di fase grup atau fase liga Champions, Inter hanya satu kali menelan kekalahan. Mereka berhasil mengemas sembilan kemenangan dan empat hasil imbang. Ini menunjukkan konsistensi yang jarang ditemui.
- Pertahanan sebagai benteng: Dalam sembilan laga terakhir, pertahanan Inter mencatat delapan clean sheet — angka yang sangat impresif di tingkat kompetisi Eropa. Ini menunjukkan bahwa selain tampil menyerang, mereka juga mampu solid ketika ditekan.
- Luka Final Musim Lalu: Kekalahan 0-5 dari PSG di final bukan hanya catatan buruk di atas kertas, melainkan juga luka psikologis yang besar. Klub seperti Inter tentu memiliki ambisi besar untuk membalikkan narasi — tidak ingin musim ini lagi menyelesaikan peran sebagai pendamping gelar.
- Pelatih Cristian Chivu: Sebagai seorang mantan pemain dan bahkan bekas kapten Ajax pada awal 2000-an, Chivu punya kenangan pribadi yang kompleks. Kini sebagai pelatih Inter, ia kembali ke Johan Cruyff Arena bukan sebagai bagian dari masa lalu, tetapi membawa instruksi dan strategi untuk memenangkan masa depan.
Prediksi Taktik dan Pemain Kunci
Untuk pertandingan besar seperti ini, aspek taktik dan pemain kunci akan sangat menentukan.
Ajax
- Formasi dan gaya: Ajax biasanya bermain menyerang dengan penguasaan bola tinggi, kombinasi antar lini tengah dan wing, serta kreativitas dari pemain sayap dan bek sayap yang mendukung serangan. Mereka juga memiliki keunggulan dalam pressing tinggi.
- Pemain kunci: Pemain muda kreatif, gelandang yang mampu menjaga ritme dan pemain depan yang bisa memanfaatkan ruang. Pemain belakang juga harus kuat dalam bertahan, terutama menghadapi serangan balik yang cepat dari Inter.
Inter Milan
- Formasi dan gaya: Inter dikenal taktis dan pragmatis. Pertahanan kuat, lini tengah yang solid dan pengalaman di duel‐duel besar. Peluang lewat serangan balik dan bola mati juga jadi senjata.
- Pemain kunci: Pengalamannya, pemain yang punya daya dobrak di lini depan, kualitas finishing, dan pertahanan yang disiplin. GK juga harus tampil fokus, karena tekanan dari Ajax bisa sangat tinggi.
Kesimpulan dan Dampak Potensial
Laga ini lebih dari sekadar laga pertama grup — ia bisa menjadi penanda arah musim Ajax dan Inter di Liga Champions 2025/2026. Bila Ajax mampu menang, hal itu akan memberi kepercayaan diri besar, momentum, dan pernyataan bahwa mereka kembali kompetitif di Eropa. Namun jika kalah, tekanan akan meningkat sejak dini.
Sebaliknya, kemenangan bagi Inter akan memperkuat mentalitas mereka usai kekalahan traumatis musim lalu, menunjukkan bahwa mereka siap membayar lunas kegagalan sebelumnya. Tapi kegagalan di laga pembuka bisa membuka celah keraguan, terutama di grup yang kemungkinan kuat menuntut konsistensi.
Penutup
Ajax vs Inter Milan adalah laga pembuka yang sarat makna: reuni sejarah, duel strategi, dan pertaruhan rasa bangga. Dari Cruyff ke Crespo, dari Heitinga ke Chivu — setiap babakan menghadirkan kisah, bukan hanya statistik. Ketika peluit pertama berbunyi di Johan Cruyff Arena pada 18 September 2025, bukan cuma soal siapa yang mencetak gol pertama, tetapi siapa yang menetapkan nada untuk musim yang panjang. Baca juga, Berita lengkap seputar sepak bola internasional dan nasional.