Hasil Juventus vs Torino: Derby della Mole Tanpa Pemenang, Dua Kiper Jadi Tembok Kokoh di Allianz Stadium
Juventus vs Torino, Derby della Mole edisi pekan ke-11 Serie A 2025/2026 menghadirkan duel penuh tensi tinggi antara Juventus dan Torino di Allianz Stadium, Minggu (9 November 2025). Pertandingan yang sarat gengsi tersebut berakhir tanpa pemenang dengan skor 0-0. Meski tanpa gol, laga ini tetap menyuguhkan drama dan intensitas tinggi, terutama berkat performa impresif dua penjaga gawang: Michele Di Gregorio di kubu Juventus dan Alberto Paleari di pihak Torino.
Juventus, yang tampil dominan dari sisi penguasaan bola dan jumlah peluang, kembali gagal meraih kemenangan setelah sebelumnya ditahan Sporting Lisbon 1-1 di fase liga Liga Champions. Sementara itu, Torino pulang dengan rasa puas karena mampu mempertahankan rekor tak terkalahkan mereka yang kini mencapai enam pertandingan beruntun di semua kompetisi.
Pertandingan berlangsung dengan tempo tinggi sejak menit awal, di mana Juventus mengandalkan kreativitas Francisco Conceicao dan agresivitas Dusan Vlahovic untuk membongkar pertahanan rapat Torino. Namun disiplin lini bawah Il Toro yang dikomandoi Guillermo Maripan, serta penampilan fenomenal Paleari, membuat lini serang Bianconeri terlihat kesulitan mengeksekusi peluang terbaik.
Duel Dua Kiper: Di Gregorio dan Paleari Jadi Penyelamat Tim
Salah satu highlight terbesar dari pertandingan ini adalah duel penyelamatan luar biasa antara Michele Di Gregorio dan Alberto Paleari. Kedua kiper tampil tenang, sigap, dan menunjukkan refleks kelas atas di sepanjang pertandingan.
Alberto Paleari: Tembok Torino yang Sulit Ditembus
Paleari menjadi momok bagi para pemain Juventus. Ia melakukan beberapa penyelamatan krusial, mulai dari menepis sepakan Francisco Conceicao yang mengarah ke tiang jauh hingga menggagalkan sundulan keras Weston McKennie di menit-menit krusial. Konsistensinya menjaga stabilitas lini belakang Torino membuat Juventus kerap terlihat frustrasi.
Sepanjang laga, Paleari memperlihatkan positioning yang matang, membaca arah bola dengan tepat, dan mengorganisir pertahanan Torino dengan komunikasi yang sangat baik. Tidak mengherankan jika ia dianggap sebagai man of the match versi banyak pengamat.
Michele Di Gregorio: Refleks Cepat yang Menyelamatkan Juve
Di sisi lain, Di Gregorio juga tampil tak kalah impresif. Ia melakukan penyelamatan penting atas peluang Che Adams yang melepaskan tembakan rendah ke pojok gawang. Refleks cepatnya kembali terlihat saat ia menepis sepakan keras Giovanni Simeone dari jarak dekat.
Aksi terbaiknya terjadi di pertengahan babak kedua, ketika Adams mendapatkan ruang tembak terbuka. Namun, Di Gregorio melakukan penyelamatan satu tangan yang spektakuler untuk menjaga Juventus tetap berada di jalur persaingan.
Penampilan dua penjaga gawang ini pada akhirnya menjadi faktor terbesar mengapa Derby della Mole kali ini berakhir tanpa gol.
Pertahanan Kokoh, Peluang Terbatas
Selain penampilan dua kiper, disiplin pertahanan kedua tim juga berperan penting. Juventus beberapa kali memiliki peluang melalui Kenan Yildiz, Jonathan David, dan Vlahovic, tetapi kegagalan penyelesaian akhir serta kuatnya barisan belakang Torino membuat semua peluang tersebut terbuang sia-sia.
Sementara itu, Torino bermain lebih cair di babak kedua. Giovanni Simeone sempat mencetak gol pada menit ke-58 setelah menerima umpan terobosan matang. Sayangnya, gol tersebut dianulir oleh VAR karena posisi offside tipis. Situasi itu sempat membuat tensi laga memanas karena protes para pemain Torino.
Selain Simeone, Adams juga menebar ancaman serius melalui tembakan voli keras, namun kembali dimentahkan oleh Di Gregorio. Torino memainkan sepak bola efektif: bertahan secara kompak, lalu menyerang melalui transisi cepat memanfaatkan kelengahan Juventus.
Juventus Masih Inkonsisten, Torino Pulang dengan Kebanggaan
Hasil imbang ini menjadi pukulan kecil bagi Juventus yang sejatinya membutuhkan tiga poin untuk menanjak ke papan atas. Pelatih Luciano Spalletti tampak belum menemukan konsistensi terbaik timnya. Kendati penguasaan bola mencapai 71%, Juventus gagal memaksimalkan peluang menjadi gol. Minimnya kreativitas final third serta ketergantungan pada serangan sayap membuat permainan Juve mudah dibaca lawan.
Bagi Torino, hasil ini sangat berharga. Mereka terakhir kali meraih kemenangan atas Juventus pada tahun 2015, dan kemenangan tandang ke Allianz Stadium bahkan harus menelusuri hingga 1995. Meski tidak menang, hasil ini sudah cukup untuk menunjukkan bahwa Il Toro bukan lagi tim yang mudah dikalahkan dalam derby.
Pelatih sementara Leonardo Colucci patut diapresiasi. Menggantikan Marco Baroni yang tengah menjalani skorsing, Colucci sukses menjaga organisasi tim, disiplin bertahan, serta efektivitas serangan balik. Performanya menghadirkan harapan baru bagi para pendukung Torino.
Statistik Lengkap Juventus vs Torino
- Possession: 71% – 29%
- Passes: 688 – 210
- Pass Accuracy: 92% – 85%
- Shots: 17 – 7
- Shots on Target: 5 – 3
- Fouls: 9 – 4
- Yellow Cards: 0 – 1
- Red Cards: 0 – 0
- Offsides: 1 – 2
- Corners: 6 – 2
Statistik menunjukkan dominasi Juventus dalam penguasaan bola dan volume serangan. Namun Torino lebih efisien dalam menciptakan peluang berbahaya, sehingga duel tetap berlangsung seimbang.
Kesimpulan
Juventus vs Torino, Derby della Mole kali ini menunjukkan bahwa rivalitas klasik Turin tidak selalu harus diwarnai gol untuk tetap menarik. Juventus tampil dominan, tetapi tidak klinis. Torino menunjukkan mental kuat dan kedisiplinan tinggi. Dua kiper, Di Gregorio dan Paleari, sukses mencuri perhatian sebagai faktor penentu skor akhir 0-0.
Juventus harus segera memperbaiki masalah kreativitas dan penyelesaian akhir jika ingin kembali bersaing di papan atas Serie A. Sementara itu, Torino layak pulang dengan kepala tegak setelah kembali memperpanjang tren positif tanpa kekalahan.