Juventus vs Torino

Man of the Match Juventus vs Torino: Alberto Paleari, Tembok Kokoh di Derby della Mole

Read Time:3 Minute, 45 Second

Juventus vs Torino, Derby della Mole selalu menghadirkan tensi tinggi, dan duel Juventus vs Torino pada pekan ke-11 Serie A 2025/2026 di Allianz Stadium, Minggu, 9 November 2025, menjadi bukti bahwa derbi ini tak pernah kehilangan daya tariknya. Laga berakhir tanpa gol, tetapi pertarungan intens di sepanjang 90 menit membuat duel ini tetap sarat drama. Juventus mendominasi penguasaan bola dan menciptakan banyak peluang, namun kokohnya pertahanan Torino dan ketangguhan Alberto Paleari membuat sang tuan rumah harus puas berbagi angka.

Bermain di hadapan pendukung sendiri, Juventus mencoba mengambil inisiatif sejak awal. Duet penyerang Dusan Vlahovic dan Francisco Conceicao beberapa kali berhasil merangsek masuk ke kotak penalti Torino. Kecepatan Conceicao dan kekuatan fisik Vlahovic membuat barisan pertahanan Torino harus bekerja ekstra keras. Namun, setiap peluang yang tercipta seperti selalu menemukan jalan buntu. Penyebabnya jelas: performa luar biasa Alberto Paleari.

Sementara Juventus agresif dalam menyerang, Torino bukan hanya bertahan. Tim tamu justru mampu melancarkan serangan balik berbahaya, terutama di babak kedua. Pola transisi cepat menjadi senjata utama Torino. Beberapa kali mereka hampir mencuri gol melalui skema serangan balik yang efektif. Untungnya bagi Juventus, Michele Di Gregorio juga tampil sigap di bawah mistar mereka. Dua kiper ini berubah menjadi figur sentral yang membuat skor akhir tetap kacamata.

Alberto Paleari: Pahlawan yang Muncul di Momen Tepat

Nama Alberto Paleari menjadi sorotan utama setelah pertandingan ini. Kiper berusia 33 tahun itu tampil seperti tembok yang sulit ditembus. Sepanjang laga, ia tercatat membuat sederet penyelamatan krusial, termasuk lima penyelamatan dari dalam kotak penalti. Ketika Juventus semakin meningkatkan intensitas serangan, Paleari juga semakin menunjukkan kualitasnya.

Keunggulan Paleari bukan hanya pada refleksnya yang cepat, tetapi juga pada kemampuan membaca arah bola dan pengambilan keputusan yang tepat. Dalam beberapa momen, ia tampil sangat berani untuk menutup ruang tembak Vlahovic ataupun memotong umpan-umpan mendatar berbahaya dari sisi sayap. Keberaniannya membuat lini depan Juventus frustrasi karena nyaris tak pernah mendapat ruang bebas untuk mengeksekusi peluang.

Tidak hanya itu, distribusi bola Paleari juga memainkan peran penting. Berkat umpan-umpan panjang akuratnya, Torino bisa memulai serangan balik dengan cepat. Setiap kali ia memegang bola, ada ketenangan yang menular kepada rekan setimnya, terutama para bek. Inilah yang kemudian membuat Torino merasa nyaman meskipun berada di bawah tekanan intens dari Juventus.

Duet Maripan – Ismajli, Pelindung Lapisan Terakhir

Meski Paleari menjadi pahlawan utama, tidak bisa dilupakan peran lini belakang Torino yang dipimpin oleh Guillermo Maripan dan Ardian Ismajli. Kedua bek tengah itu tampil disiplin, menjaga jarak antar lini tetap rapat, dan memenangi banyak duel udara serta duel satu lawan satu. Kombinasi solid inilah yang membuat Paleari bisa fokus pada penyelamatan penting tanpa harus menghadapi terlalu banyak skenario berbahaya.

Kerjasama Maripan, Ismajli, dan Paleari terlihat jelas saat menghadapi bola-bola crossing dari sisi kiri dan kanan Juventus. Setiap umpan silang yang dikirimkan oleh Federico Chiesa, Andrea Cambiaso, ataupun Conceicao selalu mampu dipatahkan koordinasi trio ini. Beberapa kali juga tampak bagaimana Maripan dan Ismajli secara eksplisit mengarahkan garis pertahanan untuk tetap kompak menghadapi pergerakan Vlahovic yang dinamis.

Juventus Dominan, Tapi Kurang Efektif

Statistik mencatat Juventus menguasai lebih dari 60% penguasaan bola dan melepaskan banyak tembakan ke arah gawang. Namun, dominasi itu tidak dibarengi efektivitas. Keputusan di sepertiga akhir menjadi masalah terbesar. Peluang emas dari Vlahovic di menit-menit akhir babak pertama dan sundulan Bremer pada awal babak kedua menjadi dua momen terbaik Juventus, tetapi keduanya digagalkan secara gemilang oleh Paleari.

Dari sisi taktik, Juventus sebenarnya tampil cukup terstruktur. Mereka sabar dalam membangun serangan dan memanfaatkan lebar lapangan untuk menembus pertahanan Torino. Namun, final ball yang kurang presisi serta penyelesaian akhir yang tidak klinis membuat mereka gagal mencetak gol di laga yang sangat mereka butuhkan untuk mempertahankan konsistensi di papan atas.

Satu Poin Berarti Besar untuk Torino

Juventus vs Torino, Hasil imbang 0-0 ini mungkin mengecewakan bagi Juventus, tetapi bagi Torino, satu poin dari Allianz Stadium terasa seperti kemenangan kecil. Mereka datang sebagai tim underdog dan pulang dengan kepala tegak. Pertahanan disiplin, kerja keras kolektif, dan performa monumental Paleari menjadikan malam ini sebagai salah satu catatan penting dalam perjalanan Torino musim ini.

Bagi Alberto Paleari pribadi, laga ini bisa menjadi salah satu penampilan terbaik sepanjang kariernya. Dari kiper yang sempat dianggap hanya pelapis, ia kini menjelma menjadi tembok kokoh yang mengantarkan timnya pulang dengan hasil positif. Tidak heran jika Lega Serie A menetapkannya sebagai Man of the Match resmi.

Dalam konteks lebih luas, performa ini bisa menjadi momentum bagi Torino untuk terus membangun kepercayaan diri. Jika Paleari mempertahankan konsistensinya, bukan tidak mungkin ia menjadi salah satu kiper paling diperhitungkan di Serie A musim ini.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Juventus vs Torino Previous post Hasil Juventus vs Torino: Derby della Mole Tanpa Pemenang, Dua Kiper Jadi Tembok Kokoh di Allianz Stadium
Luis Diaz Next post Luis Diaz Jadi Pemain yang Paling Dirindukan Liverpool Musim Ini